21 June 2012

A. Pengertian Aqidah

`Aqidah ( ) menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al¬`aqdu – tautsiiqu( ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu( ) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu { ) yang artinya mengokahkan {menetapkan}, dan ar-rabthu biquw-wah ( `) yang berarti mengikat dengan kuat.
 Sedangkan menurut istiiah (terminalogi}: `aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Jadi, `Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya. Rasul–rasulnya kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimanai seluruh apa¬ apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara¬-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi Ijman' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seturuh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah datetapkan menurut A!-Qur'an dan As¬Sunnah yang shahih serta ijma' Salafush Shalih.

B. Pembagian Aqidah

Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa rnenempuh jaian kebenaran dalam pemaharnan dan pendapat. Menurut mereka qadha' dan qadar adaiah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya.
serupa dengan Allah Subhanahu wa Ta'a(a. dafam dzat, asma maupun sifat.Iman kepada qadar adaiah termasuk tauhid ar-rububiyah. oleh karena itu Imam Ahmad berkata: "Qadar adafah kekuasaan Allah". Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorarangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecua!i setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar.

C. Perkembangan Aqidah

Pada masa Rasulullah SAW, aqidah bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena masalahnya sangat jelas dan tidak terjadi perbedaan-perbedaan faham, kaiaupun terjadi langsung diterangkan oleh beliau. Makanya kita dapatkan keterangan para sahabat yang artinya berbunyi : "Kita diberikan keimanan sebelum AI-Qur'an"
Pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thaiib timbul pemahaman -pemahaman baru seperti kelompok Khawarij yang mengkafirkan Ati dan Muawiyah karena melakukan tahkim lewat utusan masing-masing yaitu Abu Musa Al-Asy'ari dan Amru bin Ash. Timbul pula kelompok Syiah yang menuhankan Ali bin Abi Thalib dan timbul pula kelompok dari Irak yang menoiak takdir dipelopori oleh Ma'bad A!-Juhani (Riwayat ini dibawakan ofeh Imam Muslim, lihat Syarh Shohih Muslim oleh Imam Nawawi, jilid 1 hal. 126) dan dibantah oleh Ibnu Umar karena terjadinya penyimpangan-penyimpangan. Para ulama menulis bantahan-bantahan dalam karya mereka. Terkadang aqidah juga digunakan dengan istilah Tauhid, ushuluddin (pokok-pokok agama), As-Sunnah (jalan yang dicontohkan Nabi Muhammad), A!-Fiqhul Akbar (fiqih terbesar), Ahlus Sunnah waf Jamaah (mereka yang menetapi sunnah Nabi dan berjamaah) atau terkadang menggunakan istilah ahlul hadits atau salaf yaitu mereka yang berpegang atas jaian Rasulullah SAW dari generasi abad pertama sampai generasi abad ketiga yang mendapat pujian dari Nabi SAW.
Ringkasnya : Aqidah lslamiyah yang shahih bisa disebut Tauhid, fiqih akbar, dan ushuiuddin. Sedangkan manhaj (metode) dan contohnya adalah ahlul hadits, ahlul sunnah dan salaf.

D. Bahaya Penyimpangan Aqidah
Penyimpangan pada aqidah yang dialami oleh seseorang berakibat fatal dafam seluruh kehidupannya, bukan saja di dunia tetapi berlanjut sebagai kesengsaraan yang tidak berkesudahan di akherat kefak. Dia akan berjafan tanpa arah yang jelas dan penuh dengan keraguan dan menjadi pribadi yang sakit personatiti. Biasanya penyimpangan itu disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya :

1. Tidak menguasainya pemahaman aqidah yang benar karena kurangnya pengertian dan perhatian. Akibatnya berpaling dan tidak jarang menyalahi bahkan menentang aqidah yang benar.
2. Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati tanpa melalui seleksi yang tepat sesuai dengan argumen A!-Qur'an dan Sunnah. Sehingga apabila tokoh panutannya sesat, maka ia ikut tersesat.

DASAR DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH:

    DASAR DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH:

  •    Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah.
  •    Hidup manusia bermasyarakat.
  •    Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
  •     Menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada manusia.
  •    Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad Saw.
  •     Melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

  PEDOMAN AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH

    Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman “ Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah.”

   SIFAT MUHAMMADIYAH

  •     Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejah teraan.
  •     Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
  •     Lapang dada luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.
  •    Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
  •     Mengindahkan segala hukam, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah.
  •    Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baik.
  •     Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pebangunan sesuai dengan ajaran Islam.
  •     Kerjasama dengan golongan Islam manapun   juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
  •     Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah.
  •     Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

1.    PENGERTIAN DAN FUNGSI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH :

Kepribadian Muhammadiyah bukanlah hal (sesuatu) yang baru, Kepribadian Muhammadiyah adalah sesuatu yang menyatu dalam diri Muhammadiyah yang merupakan karakter / watak Muhammadiyah yang menjadi ciri Muhammadiyah. Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan hasil penggalian dari filosofi, pokok-pokok pikiran, prinsip dasar perjuangan, metode perjuangan,  tindakan dan gerak langkah  KHA Dahlan; para murid-muridnya dan aktifis Muhammadiyah pada waktu awal.. Dengan demikian, dalam rumusan itu berbagai hal  yang tidak sesuai dengan gagasan, cita-cita perjuangan Muhammadiyah dan keteladanan KHA Dahlan dan para muridnya telah dibersihkan. Ringkasnya rumusan itu telah dibersihkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW’.

2.    FUNGSI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH:   

Fungsi Kepribadian Muhammadiyah adalah untuk menjadi landasan, pedoman dan pegangan  para pemimpin, aktifis dan anggota Muhammadiyah dalam menjalankan roda organisasi, gerakan dan amal usaha agar tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar dan tetap istiqomah kepada cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah serta cara memperjuangkan cita-citanya. Artinya tidak terpengaruh oleh paham-paham agama lain, ideologi-ideologi lain, aliran-aliran agama lain, isme-isme, gerakan-gerakan politik, gaya hidup, kebudayaan dan peradaban non muslim serta cara berpikir non muslim (seprti cara berpikir Barat, sekuler, liberal dsb)

3.    KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH ITU MENGANDUNG EMPAT POKOK PIKIRAN :

•    Apakah Muhammadiyah itu?
•    Dasar dan amal usaha Muhammadiyah.
•    Pedoman amal usaha dan perjuang Muhammadiyah.
•    Sifat-sifat Muhammadiyah.

4.    SEJARAH LAHIRNYA KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

Pemikiran baku tentang “ Kepribadian Muhammadiyah “ merupakan hasil keputusan Muktamar ke 35 (Muktamar setengah Abad) tahun 1962 di jakarta. Konsep awalnya berasal dari ceramah KH Faqih Usman pada masa kepemimpinan PP Muhammadiyah pereode 1959-1962 di bawah Ketua HM Yunus Anis. Ceramah itu berjudul “ Apa sih Muhammadiyah itu?” yang kemudian ditindak lanjudi tim perumus , untuk selanjudnya dibahas di Tanwir pada tanggal 25-28 Agustus 1962 dan akhirnya diputuskan di Muktamar ke 35 itu.

5.    PERUMUS KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH  :

Konsep awal kepribadian Muhammdiyah dilontarkan oleh KH Faqih Usman dalam sebuah kursus pimpinan  yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah dan diikuti oleh pimpinan Muhammadiyah seluruh Indonesia pada bulan Ramadhan 1381 H di Yogyakarta. Pada waktu itu KH Faqih Usman memberikan kuliahnya dengan judul “ Apakah Muhammadiyah itu?’
Konsep itu kemudian disempurnakan oleh sebuah tim yang anggotanya adalah :
1.    KH Faqih Usman.
2.    Prof. H.Farid Makruf,
3.    H.Djarnawi Hadikusumo,
4.    M. Djindar Tamimy,
5.    Dr. Hamka,
6.    KH R. Muhd Wardan Diponingrat,
7.    M. Saleh Ibrahim

6.    LATARBELAKANG

    Latarbelakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah masuknya pemikiran dan cara-cara politik dalam mengelola dan menggerakan Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut kembali ke Muhammadiyah.

7.    APAKAH MUHAMMADIYAH ITU?

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”, Maksud gerakannya ialah “Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar” yang ditujukan kepada dua bidang
•    Bidang Perorangan
•    Kepada yang telah Islam bersifat pembaruan (Tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli murni.
•    Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk Islam.

•    Kepada Masyarakat
•    Dakwah ini bersifat perbaikan bimbingan dan peringatan.
•    Kesemua itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata-mata.
•    Dengan melaksanakan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakan menuju tujuannya, ialah terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Matan keyakinan muhammadiyah

1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam   dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, beraqidah Islam, dan bersumber pada  Al Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya untuk melaksanakan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. 

2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak nabi Adam hingga nabi penutup Muhammad s.a.w. sebagai rahmat dan hidayah Allah kepada ummat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrowi.

Dasar pengamalan islam.

  • Al Qur’an : Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w.
  • Sunnah Rasul : penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al Qur’an yang diberikan oleh Nabi Muhammad s.a.w. dengan menggunakan akal fikiran sesuaiasa dengan jiwa ajaran Islam.

Maksud dan tujuan muhammadiyah

Pasal 6 Anggaran Dasar Muhammadiyah:
Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT).

  • Menegakkan: Berarti membuat dan mengupayakan agar tetap tegak dan tidak condong, apalagi roboh. Yang semua itu dapat terealisasikan manakala sesuatu yang ditegakkan tersebut diletakkan di atas fondasi, landasan atau asas yg kokoh dan solid, dipegang erat-erat, dipertahankan, dibela serta diperjuangkan dengan penuh konsekuen.
  • Menjunjung tinggi: berarti membawa atau menjunjung di atas segala-galanya, mengindahkan serta menghormatinya.
  • Agama Islam: yaitu agama yg diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa sampai Muhammad sbg hidayah dan rahmat Allah kpd umat manusia sepanjang zaman, serta menjamin kesejahteraan hakiki duniawi/ukhrawi. 
  • Terwujud: berarti menjadi satu kenyataan akan adanya atau akan wujudnya.
  • Masyarakat utama: yaitu masyarakat yg senantiasa mengejar keutamaan dan kemaslahatan untuk kepentingan hidup umat manusia, masyarakat yang selalu bersikap takzim terhadap Allah SWT, mengindahkan dengan keikhlasan terhadap ajaran-ajaran-Nya, serta menaruh hormat terhadap sesama manusia selaku makhluk Allah SWT yg memiliki martabat ahsanu taqwim.Adil dan makmur: terpenuhi kebutuhan lahir dan bathin.

  • Matahari: dalam system tata surya menempati posisi sentral menjadi titik pusat dari semua planet. Matahari memancarkan sinarnya yang berguna bagi manusia dan makhluk hidup. Muhammadiyah menggambarkan jati dirin, gerak dan manfaatnya bagaikan matahari. Muhammadiyah pun akan menjadi penyebab lahiriah berlangsungnya kehidupan spiritual dan ruhaniyah bagi manusia yang mau menerima “pancaran sinar” yang berupa ajaran Islam sebagaimana yang termuat dalam al-Qur’an dan sunnah. Ajaran Islam yang hak lagi sempurna dan seluruhnya berintikandua kalimat syahadat sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an surat al-Anfaal 24.
  • Dua belas sinar matahari : mengibaratkan tekad dan semangat warga Muhammadiyah dalam memperjuangkan Islam. Sebagaimana tekan dan semangat kaum Hawari, yaitu sahabat Nabi Isa AS yang jumlahnya 12 orang yang tercantum dalam al-Qur’an surat as-Shaf ayat 14.
  • Warna putih melambangkan kesucian dan keihklasan serta Tauhid yang murni bersih dari TBC, sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an surat Shaad 73-85, As-Shaffat 138 dan Al-A’raf 11-18.
  • Warna hijau menjadi warna dasar melambangkan kedamaian dan kesejahteraan. Muhammadiyah berjuang ditengah-tengah masyarakat bangsa dalam rangka merealisasikan ajaran Islam yang penuh kedamaian, selamat dan sejahtera bagi umat manusia sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an surat al-Anbiya’ 107.